Mengapadalam melakukan komunikasi daring harus sesuai dengan etika internet - 14729993 triomuhamad1 triomuhamad1 07.03.2018 TI Sekolah Menengah Atas terjawab Mengapa dalam melakukan komunikasi daring harus sesuai dengan etika internet 1 Lihat jawaban Iklan Pelaksanaankomunikasi harus sesuai dengan tata krama yang berlaku b Tidak from RRY 11 at Sekolah Menengah Kebangsaan Mahmud Mengapadalam melakukan komunikasi daring harus sesuai dengan etika internet ? - 12690693 faiq104 faiq104 13.10.2017 TI Sekolah Menengah Atas terjawab • terverifikasi oleh ahli Mengapa dalam melakukan komunikasi daring harus sesuai dengan etika internet ? 1 START; INPUT: A; B; C; PROSES: D = A/(B+C); OUTPUT: D; END; APAKAH ADA RISIKO Apakahyang dimaksud dengan komunikasi daring sinkron dan asinkron? 3 .Tuliskan langkah-langkah dalam membuat e-mail di gmail| 4. Mengapa dalam melakukan komunikasi daring harus sesuai dengan etika internet! 5. Bentukkomunikasi yang mulanya konvensional atau umum (bertatapan langsung), menjadi semakin bergeser ke komunikasi dalam jaringan (Daring atau Online).S urvei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat pada tahun 2017 jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 143,26 juta jiwa. Angka tersebut meningkat dibandingkan pada tahun 2016 yakni 132,7 juta jiwa (Kompas.com, 2/18). Alasankenapa dalam komunikasi daring harus sesuai dengan etika internet adalah karena ada aturan undang-undang di negara kita yang mengatur etika didalam menggunakan layanan internet khususnya sosial media. UU ITE adalah UU yang mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik, atau teknologi informasi secara umum. uqUd3F. Komunikasi digital cukup memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia. Meskipun begitu masih ada dampak negatif yang muncul, misalnya adalah maraknya cyberbullying ataupun penipuan berbasis online. Tanpa adanya etika komunikasi yang baik hal tersebut tidak dapat dihindari. Menurut data dari internet sebanyak 49% masyarakat Indonesia pernah mengalami cyberbullying di media sosial. Presentase ini akan terus meningkat. Kejahatan cyber ini juga terlihat oleh patroli cyber, setidaknya ada 3269 pengaduan yang termuat di statistik data patroli cyber terkait kejahatan dunia maya. Menurut teori yang disampaikan Thomas Nilsen untuk mencapai komunikasi yang baik antarpersonal, salah satunya adalah harus menghormati ide, perasaan, maksud dan integritas lawan bicara. Namun melihat pernyataan Thomas Nilsen, rasanya teori ini tidak sesuai dengan realita kehidupan media sosial masyarakat Indonesia. Akibat kurang adanya toleransi mengenai poin-poin tersebut, seringkali masyarakat dengan mudah mengeluarkan berbagai perkataan ataupun melakukan tindakan yang kurang sopan dalam menggunakan media sosial. Etika komunikasi hadir sebagai suatu pendidikan dan pedoman berperilaku di dunia maya, etika komunikasi menarik untuk dikaji lebih lanjut karena dengan adanya pemahaman terkait hal ini dapat menjadi kontrol tersendiri bagi generasi Z dalam berkomunikasi di media sosial. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PENTINGNYA ETIKA KOMUNIKASI DALAM MENGGUNAKAN MEDIA SOSIALPADA GENERASI ZOlehAhmad SuryanegaraErlisa Nurul Rifanierlisanr BrawijayaAbstrak Komunikasi digital cukup memberikan dampak positif bagi kehidupan begitu masih ada dampak negatif yang muncul, misalnya adalah maraknya cyberbullyingataupun penipuan berbasis online. Tanpa adanya etika komunikasi yang baik hal tersebut tidakdapat dihindari. Menurut data dari internet sebanyak 49% masyarakat Indonesia pernah mengalamicyberbullying di media sosial. Presentase ini akan terus meningkat. Kejahatan cyber ini juga terlihatoleh patroli cyber, setidaknya ada 3269 pengaduan yang termuat di statistik data patroli cyberterkait kejahatan dunia maya. Menurut teori yang disampaikan Thomas Nilsen untuk mencapaikomunikasi yang baik antarpersonal, salah satunya adalah harus menghormati ide, perasaan,maksud dan integritas lawan bicara. Namun melihat pernyataan Thomas Nilsen, rasanya teori initidak sesuai dengan realita kehidupan media sosial masyarakat Indonesia. Akibat kurang adanyatoleransi mengenai poin-poin tersebut, seringkali masyarakat dengan mudah mengeluarkan berbagaiperkataan ataupun melakukan tindakan yang kurang sopan dalam menggunakan media sosial. Etikakomunikasi hadir sebagai suatu pendidikan dan pedoman berperilaku di dunia maya, etikakomunikasi menarik untuk dikaji lebih lanjut karena dengan adanya pemahaman terkait hal inidapat menjadi kontrol tersendiri bagi generasi Z dalam berkomunikasi di media Kunci etika komunikasi, media sosial, generasi ZKomunikasi digital cukup memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia. Meskipunbegitu, masih ada dampak negatif yang muncul karenanya. Misalnya saja adalah maraknyacyberbullying, ataupun penipuan berbasis online. Tanpa adanya etika komunikasi yang baik, hal-haldi atas tidak dapat data dari internet, sebanyak 49% masyarakat Indonesia pernah mengalamicyberbullying di media sosial. Jika hal di atas tidak diatasi dengan benar, presentase ini akan terusmeningkat. Kejahatan siber ini juga terlihat juga pada laman Patroli Siber. Setidaknya ada 3269pengaduan yang termuat di statistik data Patroli Siber terkait kasus kejahatan dunia lain juga mengungkap bahwa selama pandemi ini, kejahatan di sosial media terusmeroket. Secara tidak langsung, kejahatan maya ini dapat berdampak buruk pada psikologis korban. Pada keadaan yang sangat rawan, cyberbullying berakhir pada kasus bunuh diri. Fakta ini diambilmelalui berita harian Antara teori yang disampaikan Thomas Nilsen, untuk mencapai komunikasi yang baikantarpersonal, salah satunya adalah harus menghormati ide, perasaan, maksud, dan integritas lawanbicara. Namun, melihat pernyataan pada paragraf pertama, rasanya teori ini tidak sesuai denganrealita kehidupan sosial media masyarakat Indonesia. Akibat kurang adanya toleransi mengenaipoin-poin tersebut, acap kali masyarakat dengan mudah mengeluarkan berbagai perkataan ataupunmelakukan tindakan yang tidak pantas di dalam bersosial berbagai kasus dan data yang tersaji, penulis dapat menyimpulkan bahwakesadaran etika komunikasi dalam bersosial media belum berkembang baik di benak masyarakatIndonesia. Angka kejahatan siber yang juga meningkat ikut menguatkan argumen penulis terhadapkehidupan digital warga ini cyberbullying juga terjadi pada pemain bola Persija, Patrich Wanggai. Ia mendapatdiskriminasi dari netizen Indonesia melalui akun instagram komunikasi hadir sebagai suatu pendidikan dan pedoman berperilaku di dunia komunikasi sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut karena dengan adanya pemahamanterkait hal ini, dapat menjadi kontrol tersendiri bagi generasi Z dalam berkomunikasi di pemaparan di atas, artikel ini akan difokuskan pada pentingnya etika komunikasidalam menggunakan media sosial pada generasi Z. Adapun tujuan dari penulisan artikel ini adalahuntuk mendeskripsikan dan menjelaskan mengenai pentingnya etika komunikasi dalammenggunakan media sosial pada generasi KomunikasiMenurut Webster Dictionary, secara etimologis, etika adalah suatu disiplin ilmu yangmenjelaskan sesuatu yang baik dan yang buruk, mana tugas atau kewajiban moral, atau bisa jugamengenai kumpulan prinsip atau nilai moral. Seringkali dalam kehidupan sehari-hari penggunaankata etika dan moral dicampuradukkan. Padahal kedua kata tersebut memiliki makna yang berbedasatu sama lain. Istilah moral digunakan untuk menjelaskan baik dan buruknya manusia sebagaimanusia secara keseluruhan, sedangkan istilah etika digunakan untuk menjelaskan pemikiransistematis mengenai moralitas Magnis Suseno, 2003.Komunikasi adalah upaya untuk membuat pendapat/ide, menyatakan perasaan, agar diketahuiatau dipahami oleh orang lain dan kemampuan untuk menyampaikan informasi/pesan darikomunikator ke komunikan melalui saluran/media dengan harapan mendapatkan umpan yang ada dalam komunikasi adalah komunikator, pesan,, komunikan danrespon/feedback. Mulyana, 2015. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satusama lain untuk menjalani kehidupan sehari-hari mereka. Pada umumnya bentuk komunikasi yangdilakukan oleh manusia adalah bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikasi tersebut diperlukan adanyaaturan atau etika. Hal ini dikarenakan saat ini manusia hidup dalam masyarakat yang terusberkembang. Di mana perkembangan tersebut menyebabkan masyarakat semakin etika komunikasi yang baik akan terjalin hubungan yang baik dan harmonis antar apabila tidak ada etika komunikasi yang baik maka akan menimbulkan kesalahpahamandan kemudian menyebabkan perselisihan dan pertikaian antar manusia. Media baru yang muncul memungkinkan orang-orang dapat berkomunikasi dari jarak jauhdengan basis internet menggunakan perangkat mobile ataupun komputer Vera, 2016. Seiringdengan kebutuhan manusia dan perkembangan teknologi saat ini. Perangkat-perangkat tersebut jugamemberikan fitur yang mempermudah manusia untuk berkomunikasi yakni melalui media mempermudah manusia dalam berkomunikasi, media sosial juga dapat memberikan dampakburuk apabila penggunanya tidak menerapkan etika dalam menggunakannya. Adapun pelanggaranetika berkomunikasi yang sering dijumpai di media sosial adalah penyebaran berita hoax, cyberbullying, pelanggaran hak cipta, dan penyebaran konten Etika Komunikasi dalam Menggunakan Media Sosial Saat IniKementerian Komunikasi dan Informatika Kemenkominfo mengungkapkan bahwa penggunainternet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Berdasarkan jumlah tersebut, 95 persennyamenggunakan internet untuk mengakses media sosial. Direktur Pelayanan Informasi InternasionalDitjen Informasi dan Komunikasi Publik IKP, Selamatta Sembiring, mengatakan bahwa platformmedia sosial yang paling banyak diakses adalah Facebook dan Twitter. Indonesia menempatiperingkat 4 pengguna Facebook terbesar setelah Amerika Serikat, Brazil, dan India. Kehadiranmedia sosial ini menjadi salah satu penyebab tingginya penggunaan internet di kalangan generasi Nasrullah 2015 media sosial adalah medium di internet yang memungkinkanpengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasidengan pengguna lain membentuk ikatan sosial secara virtual. Dari beberapa manfaat darimunculnya media sosial ini, muncul juga permasalahan komunikasi yang dialami. Permasalahantersebut muncul akibat penggunanya mengabaikan etika dalam berkomunikasi. Tidak jarang mediasosial tersebut digunakan untuk menceritakan segala aktivitas yang dikerjakan dan menjadi tempatuntuk meluapkan emosi dengan mengesampingkan dari etika komunikasi di media sosial salah satunya dapat diketahui dari carakomunikasi yang santun. Sebab etika komunikasi akan berbicara mengenai penyampaian bahasa,dan implementasi tersebut dapat dilihat dari kesantunan dalam berkomunikasi. Kesantunan dalamberkomunikasi dapat dilihat dari penggunaan pilihan kata atau kalimat yang diunggah ke sosialmedia. Dalam melakukan komunikasi di media sosial seringkali ditemukan kata-kata kasar yangmuncul dalam percakapan. Sebaiknya gunakan bahasa dan pilihan kata yang kayak dan sopan, tidakmenggunakan kata-kata kasar atau semacamnya baik secara sengaja maupun tidak itu masih terdapat beberapa etika komunikasi dalam menggunakan media sosial yangsebaiknya diterapkan. Pertama, tidak menyebarkan informasi-informasi terkait dengan SARASuku, Agama, dan Ras dan pornografi. Kedua, tidak menelan mentah-mentah informasi yangdidapat dari media sosial sebab tidak jarang sekarang ini beredar berita hoax. Ketiga, tidakmenyebarkan hasil karya orang lain atau informasi tanpa mencantumkan dasarnya, penerapan etika dalam berkomunikasi di ruang publik secara tidak langsungbergantung pada masing-masing individu. Setiap pengguna memiliki kendali penuh ataspengendalian dirinya dan bersikap dewasa dalam melakukan sesuatu serta dapat bertanggung jawabatas apapun yang diunggah di media sosial. Sebagai pengguna aktif, generasi Z perlu mengetahuibahwa sistematika berkomunikasi melalui media sosial tidak jauh beda dari berkomunikasilangsung di dunia nyata. Oleh karena itu, kebebasan komunikasi di media dibatasi oleh nilai,norma, dan aturan lainnya. PENUTUPEtika komunikasi adalah hal penting yang harus dipahami bersama oleh generasi Z. Era digitalmemang sedikit nampak seperti sebuah inovasi dan wajah baru. Meskipun begitu, ada banyak sekalidampak buruk yang bisa ditimbulkan apabila kita tidak menerapkan etika komunikasi. Pentingnyaetika komunikasi juga diperlukan sebagai benteng filtrasi terhadap budaya asing yang tidak sesuaidengan kebudayaan nasional. Di era seperti saat ini, banyak sekali ideologi yang masuk denganmudah di berbagai aplikasi maupun website, kemampuan manajerial dan filtrasi dalamberkomunikasi sangatlah penting untuk mewaspadai hal akan terus terjadi. Sebagai generasi muda kita tidak bisa menolak adanya perubahandan kemudian menutup diri. Pendapat ahli harus kita kaji lagi hingga sesuai dengan perkembanganzaman, dan manajemen baru. Selain itu, kita juga bisa paradigma akan terus bermunculan, halterpenting adalah bagaimana kita bisa menyerap dan memaknai etika komunikasi sebagai suatudasar penting dalam berinteraksi di era RUJUKANIhsanullah, MHD. 2016, 5 10. Analysis of social capital in the community college. Use of theinternet N. 2005, 5 11. An educator’s guide to cyberbullying and cyberthreats Responding to thechallenge of online social aggression, threats, and distress. Diambil kembali dari Center for Safeand Responsible Use of the Internet. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. – Sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia, kegiatan belajar mengajar di sekolah dilaksanakan secara offline atau bertatap muka langsung. Namun, seluruh aktivitas pembelajaran di sekolah kini diselenggarakan secara online sebagai upaya untuk memutus penyebaran virus pembelajaran online, teknologi digital mempunyai andil besar dalam membantu dan menyukseskan penyelenggaraan school from home SFH. Pada masa ini, pelajar pun harus melek digital agar tak tertinggal. Atas dasar itu, pendidikan yang berfokus pada teknologi informasi dan komunikasi TIK harus dimasukkan ke dalam kurikulum. Selain itu, etika dalam berkomunikasi secara daring juga harus dikuasai oleh pelajar. Menyikapi kebutuhan itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika Kemkominfo berkolaborasi dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital Japelidi dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Tetap Berprestasi di Masa Pandemi Kiat Belajar Online”, Kamis 5/8/2021. Pada webinar tersebut, hadir sejumlah narasumber, mulai dari Guru Madrasah Aliyah MA Nur Iman Sleman dan entrepreneur M Ihsan FA, perwakilan dari Kaizen Room Erista Septianingsih, Dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PPKN Universitas Negeri Jakarta UNJ Iqbal Syafrudin, Product Manager Localin Dewi Rahmawati, hingga presenter dan communications specialist Sheila Siregar. Salah satu narasumber, Erista, berpendapat bahwa pelajar harus menjaga etika selama proses pembelajaran online, seperti hadir tepat waktu dan mematikan mikrofon bila tidak sedang berbicara. Selain itu, pelajar dianjurkan untuk tidak melakukan spam chat di luar materi yang disampaikan, selalu menyalakan kamera, dan menggunakan format identitas nama asli. “Berkomunikasi dengan guru secara online tetap ada etikanya. Selalu ucapkan salam, gunakan bahasa yang mudah dipahami dan sopan, tidak bertele-tele tetapi langsung pada poin utama saat bertanya, perhatikan waktu saat hendak menghubungi guru di luar jam sekolah, serta selalu minta izin sebelum menelepon atau video call,” kata Erista dalam rilis resmi yang diterima Selasa 10/8/2021. Sheila selaku narasumber key opinion leader KOL juga menyampaikan bahwa dunia digital mempunyai dua sisi, yaitu positif dan negatif. “Sisi positifnya adalah kita bisa dengan mudah mengakses internet untuk mendapatkan informasi dengan sangat cepat. Kemudian, bisa update informasi terkini dan proses komunikasi jadi lebih mudah,” kata lanjutnya, terdapat dampak negatif dari dunia digital. Maka, pelajar harus pintar menghindarinya. “Di tengah derasnya informasi, marak sekali informasi palsu, penipuan secara online, dan pencurian data. Hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan akan literasi digital,” ujar Sheila. Tips belajar online Pada webinar tersebut, partisipan yang hadir dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu partisipan, Kevin Prasetio Gultom, tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. “Bagaimana cara agar kami pelajar dapat mandiri dan nyaman belajar di tengah pandemi? Bagaimana cara untuk menghindari perilaku malas dan bosan saat belajar sehingga kami dapat memaksimalkan kegiatan pembelajaran digital?” tanya Kevin. M Ihsan sebagai salah satu narasumber pun menjawab pertanyaan tersebut. Ia mengatakan bahwa kesadaran dan motivasi diperlukan dalam mengikuti pembelajaran. “Maksudnya adalah kita harus memiliki dorongan dan titik fokus tentang apa yang kita kuasai,” jawab Ihsan. Pasalnya, lanjut Ihsan, di era digital seperti sekarang, banyak orang yang menunjukkan segala sesuatu yang ia lakukan di media sosial. Efek dominonya, banyak follower yang mengikuti sesuatu tanpa melihat kapasitas dirinya. “Oleh karena itu, disarankan untuk selalu menerapkan titik fokus dan juga berusahalah untuk selalu riang gembira tentang apa saja yang kita pelajari,” ujar Ihsan. Sebagai informasi, webinar tersebut terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk mengetahui informasi mengenai topik webinar selanjutnya, ikuti akun Instagram dan siberkreasi. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Nama Kelompok Emelia Juniati 191011201572 Martina Widi Astuti 191011201626Kelas 06 SAKE 002 Matkul Etika Bisnis Dan Profesi Dosen Erika Astriani Aprilia, alat komunikasi yang semakin canggih sering kali menjadi pemicu permasalahan yang berkaitan dengan etika dalam berkomunikasi. Komunikasi merupakan alat untuk berintereksi dan bertukar pesan baik dengan orang tua, dosen, teman sejawat maupun dengan masyarakat luas, maka dari itu komunikasi dapat disimpulkan sebagai salah satu kekuatan dalam kehidupan karena dapat memungkinkan suatu struktur dan tujuan dapat terwujud. Saat ini, hampir semua orang, termasuk anak-anak memiliki media sosial. Media sosial adalah sebuah media daring yang memudahkan para penggunanya untuk saling berkomunikasi secara online. Dengan media sosial semua orang dapat dengan bebas untuk berpendapat dan mengeskpresikan kehendaknya. Arti bebas disini bukan berarti tanpa etika. Banyak kasus yang pada akhirnya berada dijalur hukum karena mengabaikan etika dalam menggunakan media sosial. Hal ini dibuktikan dengan adanya konten-konten yang mengandung kebohongan, kata-kata kasar, provokatif, pornografi, kekerasan ataupun SARA. Padahal hal-hal seperti ini dapat dikenakan hukuman karena sudah diatur dalam UU ITE sehingga tidak bisa sembarangan, atau dalam kata lain harus beretika dalam menggunakan media sosial. Sebesar itu pengaruh media sosial dari para penggunanya yang tidak bisa menjaga dalam berkomunikasi sangat diperlukan oleh semua orang terhadap lawan komunikasi, karena seseorang dinilai memiliki perilaku komunikasi yang baik ketika dia mengerti akan konsekuensi dari pesan yang akan disampaikan sebelum dia memutuskan untuk mengirimkan pesan tersebut kepada seseorang. Orang yang tidak memiliki etika yang baik dalam berkomunikasi sering disebut orang yang tidak bermoral karena tindakan dan perkataan yang diambil tidak mempertimbangkan baik dan buruk, tidak adanya filter pertimbangan nilai baik dan buruk inilah yang menyebabkan bencana di dalam pemanfaatan media sosial itu sendiri. Oleh sebab itu, maka etika sangat penting untuk diterapkan agar kita dapat terhindar dari berbagai pengaruh buruk dalam menggunakan media sosial. Walaupun sebenarnya dibebaskan untuk memberi pendapat dan mengespresikan kehendak pribadi, ada baiknya juga lebih memperhatikan dan menghargai orang lain. Komunikasi dengan menggunakan media sosial tidak selamanya menggunkan bahasa yang baku dan sesuai dengan kaidah ejaan yang disempurnakan EYD namun cukup dengan menggunakan etika berkomunikasi yang baik salah satunya dengan menggunakan bahasa yang baik,sopan dan santun sesuai dengan tempat tempat terjadinya konteks berbahasa, sesuai dengan siapa lawan bicara, dan sesuai dengan topik pembicaraannya agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Kesantunan dalam berkomunikasi dapat dilihat dari pemilihan kata atau kalimat yang disampaikan dalam mengirim pesan maupun memberikan tanggapan atau komentar dari sebuah informasi. Karena Bagian yang menjadi sorotan dan dapat menimbulkan penyimpangan dan persoalan dalam sebuah pesan terletak pada format pesan yang dikirimkan, sikap awal, informasi dan serta norma-norma moral yang banyak memberikan pengaruh terhadap cara dan bahasa yang berkomentar atau memposting sesuatu di media sosial, ada baiknya dipikirkan terlebih dahulu apakah sudah sesuai dengan norma dan etika yang seharusnya? Apakah tidak akan membuat orang lain tersinggung? Dan lain sebagainya. Hal- hal seperti ini harus dimulai dari kesadaran diri sendiri. Kita bisa mulai dari membiasakan menggunakan kata-kata yang sopan dan dengan bahasa yang tepat. Membiasakan hal-hal yang bermanfaat untuk orang lain, hal-hal yang tidak mengandung unsur kekerasan, pornografi ataupun SARA pada media sosial. Sebagai masyarakat kita juga harus pintar dalam mengolah informasi, mana informasi yang benar, dan mana informasi yang salah. Jangan mudah percaya akan suatu hal yang belum diketahui pasti dalam menggunakan media sosial bukan hanya kita saja yang memakainya, tetapi ada banyak orang dari berbagai tempat, dari berbagai budaya yang juga menggunakan media sosial. Oleh sebab itu, sebagai pengguna media sosial kita diharuskan memiliki etika yang diantaranya adalah sebagai berikut 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi. Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar. Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika Kominfo menggelar seri webinar literasi digital MakinCakapDigital dengan tema “Menjadi Pengguna Internet yang Beradab”. Webinar yang digelar pada Rabu, 1 Desember 2021 di Kabupaten Tangerang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring. Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Alviko Ibnugroho Financologist, Motivator Keuangan dan Kejiwaan Keluarga, IAPA, B Hendar Putranto Dosen Program Studi Komunikasi Strategis UMN dan Kandidat Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Rossalyn Asmarantika Dosen Program Studi Digital Journalism UMN, dan Sigit Widodo Internet Development Institute. Alviko Ibnugroho membuka webinar dengan mengatakan, masyarakat Indonesia berada pada era digital, aspek kehidupan tidak terlepas dari penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga, terjadi pergeseran pola pola pikir, pola sikap, dan pola tindak masyarakat dalam akses dan distribusikan informasi. Masyarakat Indonesia akan semakin mudah dalam mengakses informasi melalui berbagai platform teknologi digital yang menawarkan inovasi fitur dari media komunikasi yang kian interaktif. “Maka diperlukan literasi digital, yang merupakan kecakapan menggunakan media digital dengan beretika dan bertanggung jawab untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi,” tuturnya. Literasi digital membuat kita mampu berpikir, kreatif, inovatif, memecahkan masalah. Pentingnya etika budaya komunikasi digital dalam pemahaman literasi digital untuk Indonesia, yakni selalu ingat bahwa “tulisan” adalah perwakilan dari kita. Yang diajak berkomunikasi adalah manusia, maka perlu untuk mengendalikan emosi, menggunakan kesantunan, menghargai privasi orang lain. B Hendar Putranto mengatakan, efek negatif teknologi digital pada anak yakni tumbuh menjadi pribadi yang egois dan sulit bergaul, kesulitan mengenali emosi, perkembangan otak anak tidak seimbang, perkembangan bahasa pada anak dapat tertunda. “Mencegahnya, penting sekali pemahaman keadaban digital, berbagai upaya lintas pemangku kepentingan untuk menjadikan dunia riil dan virtual sebagai rumah bersama yang aman, nyaman, dan berkeadilan non-diskriminatif untuk dihuni,” tuturnya. Mengembangkan budaya santun bermedia digital, yakni mengembangkan kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap apapun yang di posting dan di-sharing-kan di media sosial dan social networking sites jejak digital. Rossalyn Asmarantika turut menjelaskan, perundungan siber masih dimaknai sebagai bentuk “ancaman kekerasan” atau “menakut-nakuti secara pribadi”. Padahal, tindakan perundungan siber tak sekadar itu. “Bila mengalaminya, segera kendalikan situasi dengan tidak merespons, kumpulkan alat bukti screenshots dan lain-lain, blok/laporkan pelaku, perketat privacy setting, ingatkan diri sendiri bahwa komentar negatif adalah cerminan dari pelakunya, bukan gambaran diri kita,” jelasnya. Sebagi pembicara terakhir, Sigit Widodo mengatakan, internet bukan dunia yang sama sekali terpisah dengan dunia offline. Apa yang kita tulis di internet akan dibaca oleh orang lain, foto dan video kita akan disaksikan oleh orang lain. Di ujung sana ada manusia yang sebagian kita kenal, namun sebagian besar tidak kita kenal sama sekali. Hukum yang berlaku di dunia luring juga berlaku di dunia daring. Tetap berhati-hati di ruang privat, dalam jaringan pribadi berlaku aturan di ruang pribadi, tapi kehati-hatian lebih tetap diperlukan. Selain itu, semua yang kita kirimkan ke jaringan publik harus dianggap tidak bisa dihapus. Semua hal dalam bentuk digital dapat dengan mudah disalin dan disebarkan, sehingga jejak digital akan terekam di banyak tempat. Jejak digital di internet abadi selama internet masih ada. Dalam sesi KOL, Fakhriy Dinansyah mengatakan, literasi digital penting karena itu dapat mencari jalan di internet. Literasi juga penting untuk dapat beretika dalam berinternet. “Karena jika literasi digital kita kurang, hal-hal negatif akan terus menerus berkembang dan mengalahkan hal-hal positifnya,” katanya. Salah satu peserta bernama Nabil Ramadhan menanyakan, bagaimana cara untuk mengajarkan warganet agar tetap memiliki attitude dan etika saat bermedia social? “Dibekali dengan nilai-nilai norma, artinya sosial budaya kita pasti akan menyampaikannya dengan baik, maka harus perlu tahu dulu mana yang baik dan mana yang benar. Seperti tentang orang yang beriman pasti akan memilih dalam melihat dan membaca sesuatu, dan sebelumnya pun dalam proses pendidikan sudah diajarkan mengenai etika dan norma, maka kita harus merenungi dahulu sebelum bertindak apakah hal tersebut menyinggung perasaan orang lain,” jawab Alviko. Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Tangerang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram dan siberkreasi. Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*] Alasan mengapa komunikasi daring juga harus menggunakan etika internet adalah karena pada saat berkomunikasi daring kita juga sedang berkomunikasi dengan orang lain, meskipun kita tidak mengetahui siapa lawan bicara kita. Komunikasi daring atau online merupakan salah satu komunikasi yang ada di era perkembangan teknologi seperti saat ini. Beberapa contoh etika internet yang digunakan pada komunikasi daring adalahTidak menggunakan tanda seru terlalu banyakSaat menulis sesuatu, tidak menggunakan huruf kapital semuaTidak menulis yang berkaitan dengan SARAPembahasanKomunikasi daring atau online sudah sangat banyak digunakan saat ini. Hampir semua sudah menggunakan komunikasi daring. Beberapa contoh aplikasi atau layanan dari komunikasi daring adalahFacebook messengerWhatsappTelegramLineEmailForum atau milisDari beberapa contoh aplikasi atau layanan di atas, kita bisa mengetahui bahwa komunikasi daring juga terbagi menjadi dua yaitu real time dan tidak real lebih lanjutDemikian pembahasan mengenai etika komunikasi daring yaitu tidak menggunakan tanda seru, huruf yang digunakan tidak kapital semua. Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai materi komunikasi daring dapat dibaca pada link berikut1. Pengertian dan manfaat dari komunikasi daring Kelebihan komunikasi daring dan kekurangan komunikasi daring jawabanKelas 9 SMPMapel TIBab Pengertian dan aturan dalam komunikasi daringKode Kunci Pengertian dan aturan dalam komunikasi daring

mengapa komunikasi daring harus sesuai dengan etika internet