ArjunoWelirang begitu aku mendengar namanya gambaran tentang kegagahannya selalu muncul di benak. Begitu tinggi menjulang diatas 3336 mdpl untuk sang Arjuno, dan 3156 mdpl untuk welirang. Penampakan 2 gunung ini pun sering muncul ketika pagi hari dan jelas terlihat dari kotaku menetap yaitu Surabaya. Setiap menatapnya, kenangan kenagan indah kuMaapgan kalo tritnya dirasa ngga penting. Ane kebetulan lagi baca cerita2 horor dari pengalaman kaskuser disini dan kayanya asik juga kalo ane kumpulin semua link2nya disini, jadi agan2 yang juga lagi pengen baca cerita horor gampang nyarinya. baca di kamar mayat biar greget :ngakaks Ucapan selamat datang :cendolb Yang masih hangat 100 Tahun Setelah Aku Mati Ketika Aku Memiliki Kelebihan (horor MisteriGunung Arjuno Via Tretes Yang Biking Kencing Berdiri Tanggal 19 Mei 2017 lalu saya mendaki Arjuno via tretes membawa rombongan 5 Orang (Ganjil) antara lain Bang Dimas, Memet, Misbah, Ade, Cerita Pendaki Perhatikan 5 Bahaya Saat Melakukan Pendakian Gunung Kerinci 7Misteri Gunung Arjuno yang Angker Informasi Transportasi Menuju Gunung Arjuno Via Tretes Bila kamu naik bus, baik dari Semarang, Kudus atau Demak, kamu bisa menggunakan bus jurusan Pasuruan, Malang. Kemudian, turunlah di terminal Pandaan, Pasuruan. Setelah sampai di terminal tersebut, lanjutkan perjalanan dengan menggunakan ojeg atau Bilamelakukan pendakian gunung Arjuno via Tretes, maka kamu akan melewati Alas Lali Jiwo sebelum sampai pada puncaknya. Alas Lali Jiwo sendiri bermakna hutan lupa diri, konon dapat membuat tersesat siapa saja yang melewatinya dengan niatan jahat. Menurut para aktifis spiritual, hutan tersebut dihuni banyak jin penunggu. Pendakihilang 100 hari di Gunung Arjuno WAHYU ADITYO PRODJO Kondisi pos pendakian Pondok Kopkopan di Gunung Arjuno via jalur Tretes, Pasuruan, Jawa Timur, Oktober 2018. Pada Desember 2018, seorang pendaki asal Surabaya bernama Faiqus Syamsi hilang saat mendaki Gunung Arjuno, Kota Batu. weiZA6. Gunung Arjuno merupakan salah satu dari banyaknya gunung megah yang terletak di Jawa Timur. Tepatnya, terletak di perbatasan Kab. Malang dan Pasuruan, berada dalam pengawasan Taman Hutan Raya Soerjo. Dengan ketinggiannya yang mencapai mdpl, gunung ini menempati urutan ke-3 dalam daftar gunung tertinggi di Jawa Timur. Namanya sendiri diambil dari salah satu tokoh pewayangan Mahabrata, yaitu Arjuna. Untuk mencapai puncaknya, kamu bisa memilih di antara 3 jalur yang tersedia, yaitu jalur Batu, Lawang dan jalur Tretes. Di kalangan para pendaki gunung, jalur Tretes adalah yang paling populer dan sering dipilih. Karenanya, dalam artikel ini, kamu akan mengetahui informasi tentang; Jalur Pendakian Gunung Arjuno Via Tretes Jalur Tretes sendiri adalah jalur yang paling terjal dan panjang di antara ke-2 jalur lainnya. Namun, keuntungan bila memilih Tretes adalah, kamu bisa mencapai 4 puncak dalam satu kali pendakian. Yaitu puncak Arjuno, Kembar 1, Kembar 2 dan puncak gunung Welirang. Tracknya didominasi oleh batuan. Sedangkan untuk kebutuhan perbekalan air, sepertinya kamu tidak perlu merasa khawatir karna di sana terdapat banyak sumber air. Informasi Transportasi Menuju Gunung Arjuno Via Tretes Bila kamu naik bus, baik dari Semarang, Kudus atau Demak, kamu bisa menggunakan bus jurusan Pasuruan, Malang. Kemudian, turunlah di terminal Pandaan, Pasuruan. Setelah sampai di terminal tersebut, lanjutkan perjalanan dengan menggunakan ojeg atau angkot menuju basecamp Tretes. Bila naik kereta, kamu bisa turun di statsiun Gubeng, Surabaya. Kemudian naiklah angkot jurusan terminal, naik bus ke terminal Pandaan Pasuruan. Selanjutnya, sama percis bila kamu naik bus. Pendakian Gunung Arjuno Lewat Tretes Setibanya di basecamp Tretes, kamu diwajibkan untuk membayar biaya simaksi, sebesar 5 ribu per orang dan menyerahkan satu KTP untuk perwakilan rombongan. Cukup mudah dan murah, kan?. Di basecamp ini pun, kamu masih bisa menemukan warung dan penjual nasi keliling. Baca juga; pendakian gunung Semeru via Ranu Pane pendakian gunung Gede Pangrango via Selabintana Basecamp Tretes - Pos 1 Pet Bocor Perjalanan ini cukup dekat, kurang lebih, membutuhkan waktu 25 menit. Track berupa bebatuan dan sedikit menanjak. Jalur yang cocok untuk melakukan pemanasan, banyak bonusnya. Sesampainya di pos 1, kamu bisa menemukan area tanah datar yang luas, sumber air dan warung yang menjual berbagai makanan. Sehingga, apabila berada di pos 1, disarankan sekali untuk melengkapi kebutuhan logistikmu. Pos 1 - Pos 2 Kokopan Selepas beristirahat di pos 1, perjalanan berlanjut dengan track yang masih berupa bebatuan. Tapi batu-batu di sini lebih tertata rapi karena sering digunakan oleh pengangkut belerang. Setengah perjalanan akan terasa ringan dan banyak bonus. Selepasnya track akan menanjak terus. Meskipun tidak terlalu miring, namun panjangnya tanjakan bisa mengukur ketahanan dengkulmu. Pos 2 atau pos Popokan merupakan area tanah datar yang cukup luas, kamu bisa beristirahat terlebih dahulu di sana. Serta, di sini kamu bisa menemukan sumber air. Pos 2 - Pos 3 Pondokan Perjalanan menuju pos 3. Mula-mula track tidak berbeda jauh dari sebelumnya. Namun, lama-kelamaan, track akan memperlihatkan wajah garangnya. Beberapa tanjakan panjang dengan kemiringan yang meningkat harus kamu hadapi. Mulai dari tanjakan Aras-Arasan, tanjakan Asu dan tanjakan Naga. Mendekati pos 3, track mulai imut, tidak terlalu garang. Sesampainya di pos 3, kamu bisa melihat sekumpulan rumah-rumah kecil yang difungsikan untuk penyimpanan belerang. Tempatnya cukup luas, sehingga menjadikannya tempat paling ideal untuk mendirikan tenda, beristirahat sebelum summit, memburu sunrise pada keesokan paginya. Coba perhatikan gambar peta di bawah ini. Sumber gambar Dengan memperhatikannya, kita bisa tahu bahwa pos 3 ini merupakan persimpangan jalan antara puncak Arjuno di sebelah kiri, sekitar 4 jam perjalanan, dan puncak Welirang di sebelah kanan, sekitar 2 jam perjalanan. Jika puncak Arjuno yang dituju, maka kita akan melewati Lembah Kidang terlebih dahulu. Pos 3 - Lembah Kidang Dari pos 3, pilihlah jalur sempit di sebelah kiri. Sekitar 15 menit, setelah melewati track yang cukup datar berupa tanah dengan pemandangan rerumputan di pinggiran track. Kita sudah sampai di Lembah Kidang. Meskipun terlihat nyaman dijadikan tempat mendirikan tenda. Namun, lahan yang terbatas dan areanya yang sangat terbuka, sehingga memungkinkan angin kencang meniup tendamu, Lembah Kidang bukanlah tempat ideal untuk mendirikan tenda dan tidur. Lembah Kidang - Puncak Gunung Arjuno Selepas Lembah Kidang, jalur akan semakin buas. Sebab, kita harus melipir ke arah kanan terlebih dahulu, melewati 2 puncak kembar. Di antara Lembah Kidang dan puncak, terdapat dua tempat yang cukup kental akan mistis. Yaitu hutan Lali Jiwo lupa diri dan pasar setan dieng. Hutan Lali Jiwo merupakan sebuah hutan yang dipenuhi oleh pohon cemara. Konon, hutan ini bisa menimbulkan lupa diri, berhalusinasi, tak terkendali atau tersesat. Berhati-hatilah dengan selalu memegang teguh keyakinan kepada tuhan YME. Sedangkan, pasar setan merupakan sebuah kawasan luas yang dipenuhi oleh bebatuan. Konon, di tempat ini, banyak pendaki yang mendengar kebisingan, seperti sedang berada di sebuah pasar. Setelah melewati pasar setan, sekitar 20 menit, kamu sudah sampai di puncak Arjuno. Puncak Gunung Arjuno Berada pada ketinggian mdpl, puncak Arjuno lebih dikenal dengan nama puncak Ogal-Agil. Di sana terdapat tumpukan batu-batu besar sambil menikmati pemandangan yang sangat indah, berupa puncak Mahameru dan gunung Welirang. Perkiraan Waktu Dalam Pendakian Gunung Arjuno Basecamp Tretes - Pos 1 20 menit Pos 1 - Pos 2 3 jam Pos 2 - Pos 3 3 jam Pos 3 - Lembah Kidang 20 menit Lembah Kidang - Puncak Ogal-Agil 1 jam Bila bermaksud juga menjamahi puncak gunung Welirang, kamu bisa kembali turun dan menemukan persimpangan, setelah melewati puncak kembar 1 dan kembar 2, sampailah kamu di puncak Welirang. Baca juga; 16 gunung tertinggi di Jawa Tengah 10 gunung tertinggi di Malaysia Demikian adalah informasi tentang pendakian gunung Arjuno via Tretes yang bisa disampaikan. Semoga bermanfaat, tetap jaga kelestarian alam dalam setiap pendakian. Malang - Gunung Arjuno menjadi gunung tertinggi kedua di Jawa Timur, setelah Gunung Semeru. Gunung ini menyuguhkan pemandangan yang cantik, namun juga menyimpan sederet misteri. Letaknya bersebelahan dengan Gunung Welirang, yakni di Kota Batu, Kabupaten Malang dan para pendaki, sudah pasti tak asing dengan gunung satu ini. Ingin tahu lebih dalam tentang Gunung Arjuno? Simak ulasan berikut ya!Seputar Pendakian ArjunoGunung Arjuno memiliki tiga titik pendakian yaitu di Tretes, Lawang, dan Batu. Gunung ini memiliki tinggi mdpl, yang menjadikannya sebagai gunung dengan medan sangat menantang. Namun, ada saja kisah sedih dari gunung ini. Gunung Arjuno pernah menelan korban. Di tahun 2018, ada pendaki asal Surabaya yang hilang dan berhasil ditemukan setelah 100 yang sempat mencuat, yakni di pertengahan tahun 2022, tepatnya di bulan Juli, pelari maraton asal Jakarta hilang di gunung Arjuno. Beruntung pelari tersebut ditemukan selamat dan mendapat perawatan dengan SejarahMasyarakat setempat memiliki legenda dari tokoh Arjuna. Arjuna merupakan salah satu tokoh Pandawa di dunia wayang. Salah satu anak Raja Pandu ini dikenal sangat sakti, di kalangan empat bersaudara lainnya yang disebut Arjuna menjadi sombong dengan kesaktiannya yang dikenal sakti mandraguna titisan dewa Indra. Saat Arjuna meninggalkan Hastinapura, ia bertapa di sebuah gunung untuk menambah kesaktiannya. Gunung itu kini dikenal sebagai Gunung Arjuna atau Arjuno terakhir meletus pada Agustus 1952. Kala itu Arjuno mengeluarkan lava dan abu pasar gaib hingga alas lali jiwo di Gunung Arjuno, penasaran? Baca halaman selanjutnya! Foto Yogi Mulyana Tanggal 19 Mei 2017 lalu saya mendaki Arjuno via tretes membawa rombongan 5 Orang Ganjil antara lain Bang Dimas, Memet, Misbah, Ade, dan saya sendiri Arjun. Bang Dimas disini tugasnya menjadi leader karena yang paling tua. Sebelumnya kami sudah tau dan faham betul larangan – larangan di gunung arjuno jadi yaa enjoy aja walau ganjil hehehe. Gunung Arjuno via tretes mempunyai rute yakni Pos perjininan – Pos Warung – PetBocor – KopKopan – Pondokan – Lembah Kidang – Puncak Arjuno Termasuk alas lali jiwo dan pasar dieng Kami sampai di pos perijinan jam Wib langsung mengurus smaksi berdoa dan berangkat. Sampailah kami di KopKop an pukul Wib tanpa adanya halangan, lalu kami langsung mendirikan tenda dan tidur. Pagi jam 9 kami beres – beres dan segera melanjutkan ke pondokkan, saat di tengah perjalanan entah mengapa Misbah bermuka datar dan berjalan sempoyongan tidak cepat seperti biasanya. Saya positif think aja mungkin karena dia sudah lama tidak melakukan fisik akibatnya selalu tertinggal di belakang sendiri. Pada saat itu juga Bang Dimas memutuskan untuk Misbah berjalan duluan saat kami sedang beristirahat agar tidak tertinggal lagi, lalu janjian bertemu di satu titik. Baca Juga Misteri Gunung Lawu, Gunung Paling Angker di Jawa Pukul sampailah di Lembah Kidang, kami langsung membagi tugas. Memet dan Bang dimas mencari kayu untuk api unggun kecil, Saya dan Ade mendirikan tenda, Misbah mengambil air di sumber, saat mencari kayu Bang Dimas melihat sosok Hitam Besar di balik pohon sekitar savana lembah kidang, dengan santai bang dimas tidak menghiraukan sosok tersebut dan tak berani membicarakan ke memet agar tidak panik. Setelah masak, menyiapkan tempat api unggun kecil, kami langsung tidur dengan menyalakan alarm jam 1 pagi. Jam wib pagi dini hari saya terbangun oleh alarm yang bergetar di pipi saya 😀 spontan saya membangunkan teman saya. Bang dimas, saya, dan ade langsung memasak di dalam tenda, sedangkan memet dan misbah sibuk menghangatkan diri dengan menyalakan api unggun mininya hehe. Tidak lama kemudian Memet tiba – tiba masuk ke dalam tenda dengan keadaan panik, lalu beralasan “Mataku perih kena asap kayu”. Tetapi aslinya, Memet melihat sosok hitam besar yang sebelumnya dilihat oleh Bang Dimas, sosok itu berada di belakang tenda kami. Makannya si memet panik langsung masuk tenda tidak berani cerita waktu itu. Pukul kami siap summit, awalnya kami ingin summit sendiri Tidak mengajak rombongan pendaki lain saat mau berdoa menuju summit bang dimas sempat buang air kecil di semak-semak sekitar sumber 😀 tidak jauh dari tenda kami, lalu saat setelah buang air kecil bang dimas berkata…… “Wes ngenteni wong iku ae Nunggu rombongan lain aja” Jawab memet….. “Loh lapo lo bang? loh kenapa bang? ” Spontan bang dimas menjawab “Wes talah met, ambil aman ae” Saat itu juga kami putuskan menunggu rombongan pendaki lain agar bisa berangkat summit bareng karena parno semua haha. Alhamdulillah bisa sampai di puncak pukul Wib, agar tidak kesiangan saat turun. Kami langsung kembali ke Lembah Kidang pukul dan sampai di Lembah Kidang Pukul Setelah mengisi perut, istirahat dan berfoto – foto, pukul kami akan melanjutkan perjalanan untuk turun ke kopkopan. Baca Juga Cara Mendirikan Tenda Yang Tepat Saat Mendaki Gunung Waktu turun saya dan Misbah terlebih dahulu sampai di KopKopan pukul karena saya ingin cepat sampai rumah takut kemaleman. Misbah sempat bercerita, saat Misbah berjalan sendiri pada waktu naik Misbah merasakan kehadiran dari Mbak Kunti memakai baju merah yang mengikutinya dari KopKopan sampai Lembah Kidang makanya Misbah waktu naik jalannya lambat karena terbebani oleh mbak kunti. Selang beberapa menit Bang Dimas, Ade, Memet menyusul dan memberitahukan bahwa kaki Bang Dimas lecet dikarenakan jalurnya yang berbatu, jadi harus berjalan pelan. Kami pun melanjutkan turun dari KopKopan pukul saat turun Misbah selalu mendahului rombongan… padahal sudah diberitahu berkali – kali jangan duluan nanti terjadi hal yang enggak-enggak. Misbah tetap ber ambisi untuk mendahului karena dia turun bareng pendaki lain, mungkin si Misbah tidak mau berjalan pelan akhirnya kami memisah menjadi 2 kelombok. Saat berpisah kelompok, rombongan kami tersisa 4 orang kecuali Misbah… Turun bebarengan dengan suara adzan maghrib disinilah terjadi kejadian diluar pikiran. Saat turun, Bang Dimas tiba – tiba berkata “Awas kepincuk terkilir” padahal Bang Dimas sendiri yang terkilir, ternyata itulah kode yang diucapkan Bang Dimas agar kami menghindari makhluk jadi – jadian yang tengah mengikuti kami. Semakin gelap semakin terasa janggal, di kanan kiri saya serasa banyak mata yang mengawasi.. Makhluk jadi jadian tersebut terus mengikuti dari samping serta mbak kunti yang cantik itu ” kami selalu membuat patokan di setiap tikungan agar kami tau bahwa kami tidak di buat mainan.. Mengetahui hal tersebut kami berempat mempercepat perjalanan turun walau kaki serasa di setrika dan di tusuk tusuk karena batu – batu yang terlaknat. Kami berempat turun dengan mengharapkan ada pendaki yang naik/turun, setiap menit kami berhenti lalu meniti jam dan mengharapkan segera sampai basecamp. Senter mulai redup, tersisa senter hp yang harus dikorbankan… Formasi saat itu Bang Dimas dan Memet di depan, saya dan Ade dibelakang. Si Ade selalu mendahuluiku, jujur saja saya sangat takut jika saya di belakang sendiri… Saya selalu mengingatkan ade agar disampingku terus. Kehengingan dan ketakutan saya rasakan saat itu,, jam menunjukkan pukul kami tidak sampai – sampai ke petbocor. Pikiran negatif pun terus terngiang-ngiang di kepala. Rombongan kami tidak ada yang berani berkata sedikitpun, kepala selalu menunduk dan mengucapkan ayat – ayat qur’an.. Selalu mengucap Istigfar setiap langkah, jalur serasa di putar – putar. Setelah sekian lama akhirnya Bang Dimas memutuskan untuk duduk dan beristirahat di dekat pohon besar untuk beberapa menit karena sudah tidak kuat lagi dengan kaki nya yang rewel. Saat beristirahat Bang Dimas melihat Google Maps dan ternyata kami masih setengah perjalanan!! Kata – kata kotor terucap spontan yang menandakan kami sudah tidak mau lagi dibuat mainan dengan makhluk nakal tersebut. Baca Juga Biaya Mendaki Gunung Sumbing Kami melanjutkan turun dan membaca surat – surat pendek dengan suara agak keras, agar kami selamat dari makhluk nakal. Pada akhirnya sampailah kami di petbocor, Saya berkata keras Alhamdulillah sejadi – jadinya saat melihat pos petbocor. Tetapi kejanggalan disini belum berakhir, seingat saya di petbocor hanya tempat untuk membayar simaksi lanjutan/tempat benda2 yang diambil dari arjuno dan disimpan disitu seperti, kayu, belerang dll. Tetapi saat kami melewati petbocor terdengar suara SANYO!!! Lucu dan takut menjadi satu di pikiran saya. “Masa ada sih sanyo di dalem situ” saya bertanya “Hus ojok di bahas sek Jangan dibahas dulu ” Memet menjawab Saya gak habis pikir, setelah suara sanyo lalu ada lagi suara CEBYURR!! seperti suara AIR dari ORANG MANDI!! hahahahha sumpah ini adalah takut setakutnya saya, istighfar selalu saya ucapkan pelan, padahal petbocor itu adalah kantor biasa dan gudang tempat barang masa ada sih toilet disitu apalagi tidak ada lampu disana, gelap gulita. Setelah melewati petbocor kami beristirahat di pos warung yang tak jauh dari petbocor untuk mengisi tenaga dan stamina kami, sedangkan bang dimas masih merawat kakinya. Setelah beberapa menit jam menunjukkan sampailah kami di Pos Perijinan disana sudah ditunggu Misbah yang katanya sampai dulu disitu Jam Wahh sungguh perjalanan malam yang misterius apalagi jalur ciri khas arjuno yang berbatu membuat pendaki menjadi kurang sehat fisik maupun mental. Padahal Realitanya perjalanan turun lebih cepat daripada perjalanan naik haha. Baca Juga Manfaat Jaket Gunung Jadi kesimpulannya, jika sedang di alam jagalah sikap, kata, dan perlilaku kalian. Janganlah pernah meninggalkan rombongan demi ambisi. Jangan lupa bawa turun sampahmu maupun logistic kalian hehe. Hukum alam masih tetap berlaku. Cerita Pendaki Dari Yogi Mulyana Asal Bogor, Jawa Barat Gunung Arjuno merupakan gunung berapi di Jawa Timur. Lokasi Gunung Arjuno berada di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan. Erupsi gunung terakhir terjadi tahun 1952. Ketinggian gunung sebesar 3339 mdpl. Gunung Arjuno merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Timur, setelah gunung Semeru. Terdapat puncak gunung yang disebut gunung Welirang. Para pendaki menyebut jalur pendakian sebagai gunung Arjuno-Welirang. Jalur pendakian di gunung Arjuno yaitu Tretes, Purwosari, Lawang, dan Selecta. Para pendaki dapat menikmati keindahan alam ketika mendaki puncak gunung. Selain keindahan alam, ada juga kisah misteri, candi, dan tempat bersejarah di gunung ini. Dahulu, Gunung Arjuno menjadi pusat pemerintahan kerajaan Majapahit. Mengutip dari dalam Gunung Arjuno terdapat situs bersejarah Goa Antaboga atau Onto Boego. Goa tersebut dipakai tempat pertapaan Naga Hyang Antaboga. Ada beberapa arca yang dikeramatkan penduduk sekitar. Terdapat candi Sepilar yang tersusun 9 arca penjaga dan 5 arca Pandawa. Situs bersejarah ini berhubungan dengan kisah pewayangan Pandawa. Selain situs bersejarah, gunung ini juga menyimpan cerita mistis atau misteri yang dipercaya pendaki dan masyarakat. Misteri Gunung Arjuno ini juga diketahui para pendaki. Misteri Gunung Arjuno Foto Gunung Arjuno 1. Tidak Boleh Ganjil Para pendaki diharuskan dalam jumlah genap, tidak diperbolehkan dalam angka ganjil. Jumlah pendaki tidak boleh ganjil ini masuk misteri Gunung Arjuno. Masyarakat sekitar percaya jika pendaki berjumlah ganjil akan digenapkan makhluk halus dalam gunung. 2. Suara Gamelan Ngunduh Mantu Salah satu misteri Gunung Arjuno populer adalah suara gamelan. Suara misterius ini kerap didengar para pendaki di malam hari. Suara gamelan seperti pernikahan dalam adat Jawa Timur. Mitos gamelan ngunduh mantu dikaitkan dengan lokasi kerajaan Majapahit dan Singosari. Dipercaya sumber suara gamelan berasal dari masa lampau kerajaan Majapahit dan Singosari. Suara gamelan yang tiba-tiba ada ini dapat menghilang dan dipercaya sebagai acara ngunduh mantu bangsa jin. Mitosnya jika mendengar suara bunyi gamelan, pendaki segera turun agar tidak dibawa bangsa jin hilang atau tersesat. 3. Alas Lali Jiwo Alas Lali Jiwo Alas Lali Jiwo artinya hutan lupa diri. Mitos masyarakat sekitar percaya jika ada yang tersesat di hutan, orang tersebut punya niat jahat. Alas Lali Jiwo menjadi hukuman dan kutukan untuk orang yang punya niat jahat. 4. Banyak Petilasan Petilasan berasal dari kata dasar telas, artinya suatu tempat yang pernah disinggahi atau didiami seseorang. Mengutip dari petilasan menjadi tempat beristirahat dalam pengembaraan dan pertapaan. Petilasan dikaitkan dengan legenda dalam masyarakat. Mengutip dari gunung Arjuno terdapat banyak petilasan antara lain Petilasan Eyang Sri Makutharama, Petilasan Sepilar, Petilasan Eyang Semar, Petilasan Eyang Sakri, Petilasan Eyang Sekultram, Petilasan Eyang Abilasa, dan Petilasan Eyang Antaboga. Tempat petilasan ini menjadi misteri yang berpengaruh pada pendaki. 5. Pasar Setan Para pendaki yang melalui puncak gunung Arjuno via Tretes, terkadang mendengar suara ramai. Saat siang hari lokasi tersebut hanya tanah lapang. Tetapi ketika malam hari, konon tempat tersebut terdengar suara ramai seperti pasar. 6. Pantangan Sebelum mengikuti jalur pendakian, di Gunung Arjuno terdapat pantangan. Contoh pantangan yaitu tidak boleh menggunakan baju merah, wanita haid dilarang melanjutkan naik puncak, dilarang mendaki ganjil, dan merusak situs-situs petilasan. Pendaki berjumlah ganjil hendaknya membawa tongkat untuk menggenapi. Jika pantangan dilanggar banyak cerita mistis yang beredar di masyarakat. Contohnya pendaki hilang, tersesat, hingga kerasukan setan karena melanggar pantangan. Jakarta - Gunung Arjuno menjadi gunung tertinggi kedua di Jawa Timur, setelah Gunung Semeru. Gunung ini menyuguhkan pemandangan yang cantik, namun juga menyimpan sederet misteri. Letaknya bersebelahan dengan Gunung Welirang, yakni di Kota Batu, Kabupaten Malang dan para pendaki, sudah pasti tak asing dengan gunung satu ini. Ingin tahu lebih dalam tentang Gunung Arjuno? Simak ulasan berikut ya!Seputar Pendakian ArjunoGunung Arjuno memiliki tiga titik pendakian yaitu di Tretes, Lawang, dan Batu. Gunung ini memiliki tinggi mdpl, yang menjadikannya sebagai gunung dengan medan sangat menantang. Namun, ada saja kisah sedih dari gunung ini. Gunung Arjuno pernah menelan korban. Di tahun 2018, ada pendaki asal Surabaya yang hilang dan berhasil ditemukan setelah 100 yang sempat mencuat, yakni di pertengahan tahun 2022, tepatnya di bulan Juli, pelari maraton asal Jakarta hilang di gunung Arjuno. Beruntung pelari tersebut ditemukan selamat dan mendapat perawatan dengan SejarahMasyarakat setempat memiliki legenda dari tokoh Arjuna. Arjuna merupakan salah satu tokoh Pandawa di dunia wayang. Salah satu anak Raja Pandu ini dikenal sangat sakti, di kalangan empat bersaudara lainnya yang disebut Arjuna menjadi sombong dengan kesaktiannya yang dikenal sakti mandraguna titisan dewa Indra. Saat Arjuna meninggalkan Hastinapura, ia bertapa di sebuah gunung untuk menambah kesaktiannya. Gunung itu kini dikenal sebagai Gunung Arjuna atau Arjuno terakhir meletus pada Agustus 1952. Kala itu Arjuno mengeluarkan lava dan abu Arjuno Foto Muhajir Arifin/detikcomKisah Mistis di Gunung ArjunoMisteri adaya pasar setan tak lepas dari Gunung Arjuno. Pasar setan adalah pasar gaib alias tempat para setan. Suara-suara gamelan kerap terdengar dengan diikuti bau menyengat. Kata warga sekitar, suara gamelan itu disebut ada sosok halus yang ngunduh pun beredar di masyarakat, apabila seseorang terjebak di pasar setan, ia tak akan dapat kembali ke dunia. Siapa yang tak merinding jika mendengar suara gamelan padahal suasana sangat hanya itu, di Gunung Arjuno juga terdapat hutan yang kerap disebut alas lali jiwo atau hutan lupa jiwa. Misteri alas lali jiwo kerap mengundang cerita mistis di kalangan para pendaki. Adanya kisah-kisah mistis semacam ini harusnya membuat orang lebih menjaga perilaku dan ucapan agar tak bertingkah sembarangan saat naik Gunung ArjunoPemandangan yang sungguh menawan akan Anda jumpai di gunung ini. Hutan ceara, padang sabana, juga perkebunan warga di lereng gunung akan membayar lelahnya pendaki saat datang ke saat di puncak, sungguh kuasa Tuhan benar-benar indah. Kokohnya punggung gunung hingga hijaunya alam dari ketinggian membuat detikers tak henti-hentinya mengagumi gunung serba-serbi Gunung Arjuno. Tak hanya kisah mistis yang menebar di masyarakat, namun keindahannya patut kita ini telah tayang di detikJatim Simak Video "Menapaki Gunung Kerinci Si Atap Sumatra" [GambasVideo 20detik] sym/sym

misteri gunung arjuno via tretes